Kebudayaan sangat
erat hubunagnna dengan masyarakat. Melveli J. Herskovit dan Bronoslaw
Malonowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-determinism.
Herskovits
memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Adreas
eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma
sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius
dan lain-lain, tambah lagi segala pertanyaan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat. Didalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, keseniman, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seorang anggota masyarakat.
Dari definisi
diatas, dapat diperoleh pengertian
mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebadayaan itu bersifat abstrak.
“ Menurut saya
kebudayaan adalah sesuatu yang mengenai
cara hidup, pandang, hukum, adat, seni, norma, agama, dan pola pikir yang
diwariskan secara turun temurun dari zaman dahulu hingga zaman sekarang ini “.
Kebudayaan Sulawesi Tengah
Sedikit mengenai
kebudayaan Sulawesi Tengah tepatnya diteluk Tomini dijumpai suku bangsa yang
bahasanya sedikit dari bahasa Ledo dan bahasa Poso (Bare’e). Mereka itu
dinamakan suku Tomini yang terdiri atas suku yaitu :
- Suku Tialo
- Suku Lauje
Pada masyarakat
itu ditemui satu kepercayaan bahwa asal mula kejadian hidup ialah disuatu
temapt diatas Pegunungan Palasa bernama Lembo Dayon. Menurut ceritanya karena
pertemuan langit dan bumi, karena banyak kelompok etnis mendiami Sulawesi
Tengah, maka terdapat pula banyak perbedaan diantara etnis tersebut yang
merupakan khasan harmonis dalam masyarakat. Mereka yang tinggal dipantai bagian
barat kabupaten Donggala telah bercampur dengan msyarakat Bugis dari Sulawesi
Selatan dan masyarakat Gorontalo. Dibagian Timur pula Sulawesi, juga terdapat
pengaruh kuat Gorontalo dan Menado, terlihat dari dialek daerah Luwuk, dan
sebaran suku Gorontalo dikecamatan Bualemo yang cukup dominan.
Dalam musik dan
tarian di Sulawesi Tengah bevareasi antara daerah yang satu dengan lainnya.
Musik tradisional memiliki instrumen seperti suling, gong dan gendang. Alat
musik ini lebih berfungsi sebagai hiburan dan bukan sebagai bagian keagamaan.
Diwilayah beretnis Kaiili sekitar pantai barat, Waino musik tradisional
ditampilkan ketika ada upacara kematian. Kesenian ini telah dikembangkan dalam
bentuk yang lebih populer para pemuda sebagai sarana mencari pasangan disuatu
keramaian. Banyak tarian yang terkenal seperti Dero yang berasal dari
masyarakat Pamona, kabupaten Poso dan diikuti oleh masyarakat Kulawi, kabupaten
Donggala. Tarian dero khusus ditampilkan ketika musim panen, upacara
penyambutan tamu, syukuran dan hari-hari besar tertentu.
Di dalam bahasa
dan tulisan yang dipakai Oleh masyarakat Sulawesi Tengah, dikenal cukup banyak
bahasa yaitu bahasa Kaili, Tomini, Pamona, bada, Napu, Pipikoro, Toli-toli,
Buol, Saluan, Balantak, dan bahasa Banggai. Tetapi diantara pemakai
bahasa-bahasa daerah tersebut sebagian besar dapat saling mengerti satu sama
lain.
Dalam agama,
masyarakat Sulawesi Tengah sebagian besar 72,36% penduduk memeluk agama islam,
24,51% memeluk agama keristen, dan 3,13% memeluk agama hindu dan budha. Islam
disebarkan di Sulawesi Tengah oleh Datuk Karamah, seorang ulama dari Sumatra
Barat dan diteruskan oleh Said Idruss Salim aldjufri, seorang guru ulama
Alkhairaat. Agama kristen pertamakali disebarkan dikabupaten Poso dan bagian
Selatan Donggala oleh Missioner Belanda A. C Cruyt dan Adrian.
1 Comments:
iya ibu terimakasih..... :)
itu link gunadarma sudah ada ibu....
ama lomba blog saya masih belum ngerti bu....cara nulis di warta warganya gimana bu?
Post a Comment
{Ayo tulis bila ada masukan serta pertanyaan di bawah ini }