Showing posts with label TUGAS KULIAH. Show all posts
Showing posts with label TUGAS KULIAH. Show all posts

Friday, June 28, 2013

Manusia dan Cinta Kasih

CINTA KASIH

Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan kata lain cinta dan kasih memiliki hampir kesamaan arti tetapi kata kasih memperkuat arti dari cinta.

Terdapat perbedaan antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintai.  Cinta sama sekali bukan nafsu.

Berikut tiga tingkatan cinta, yaitu :
  1. Cinta atas dasar harapan mendapat sesuatu. Yaitu ketika seorang yang mencintai kekasihnya karena menginginkan sesuatu dari kekasihnya itu. Dan sesuatu yang diinginkannya itu biasanya berujud materi.
  2. Cinta atas dasar mengharap ridho kekasih. Cinta seperti ini lebih tinggi tingkatannya dari yang pertama. Yaitu mencintai kekasih karena semata mengharap ridhonya. Orang yang memiliki cinta tingkat kedua ini akan melakukan apapun secara sukarela dengan tujuan agar kekasih mendapatkan kebahagiaan. Agar kekasih memperoleh kesenangan. Agar kekasih terhindar dari marabahaya, dll. Terkadang ada dia berani mengambil resiko besar dalam melakukan hal-hal tersebut. Terkadang dia bersedia melakukan sesuatu yang konyol dan memalukan. Terkadang dia mau melakukan sesuatu yang tidak masuk akal.
  3. Cinta atas dasar mengharap Ridho Allah sekaligus ridho kekasih. Inilah cinta sejati. Inilah cinta tertinggi. Pada cinta jenis kedua (mengharap ridho kekasih), adakalanya orang tersebut melakukan sesuatu dengan tulus namun apa yang dilakukannya itu tidak diridhoi oleh Allah, Sang Pencipta Cinta. Artinya apa yang dilakukannya itu menyimpang dari aturan-aturan agama. Jika demikian adanya, maka dia dan kekasihnya tidak akan merasakan kebahagiaan sejati. Yang dirasakannya hanyalah kesenangan jangka pendek dan bersifat semu.


Dalam kehidupan manusia, cinta menampakan diri dalam berbagai bentuk. Kadang – kadang seseorang mencintai dirinya sendiri. Kadang – kadang mencintai orang lain. Atau juga mencintai anak dan istrinya, hartanya, Allah dan rasulnya.

Cinta Menurut Ajaran Agama Islam

Untuk mendefinisikan cinta sangatlah sulit, karena tidak bisa dijangkau dengan kalimat dan sulit diraba dengan kata-kata. Ibnul Qayyim mengatakan: “Cinta tidak bisa didefinisikan dengan jelas, bahkan bila didefinisikan tidak menghasilkan (sesuatu) melainkan menambah kabur dan tidak jelas, (berarti) definisinya adalah adanya cinta itu sendiri.” (Madarijus Salikin, 3/9).

KASIH SAYANG

Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.

Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka di dalarn berumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang.

Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya. saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Bila salah satu unsur kasih sayang hilang, misalnya unsur tanggung jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran, terancamlah kebahagiaan rumah tangga itu.

Yang dapat merasakan kasih sayang bukan hanya suami atau istri atau anak-anak yang
telah dewasa, melainkan bayi yang masih merah pun telah dapat merasakan kasih sayang dari ayah dan ibunya. Bayi yang masih merah telah dapat mengenal suara atau sentuhan tangan ayah ibunya. Bagaimana sikap ibunya memegang/menggendong telah dikenalnya. Hal ini karena sang bayi telah mempunyai kepribadian.

Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tua, pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagal hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang dan perhatian orang tua. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara timbal balik antara orang tua dan anak.

Suatu kasus yang sering terjadi, yang menyebabkan seseorang menjadi morffinis, keberandalan remaja, frustrasi dan sebaginya, di mana semuanya dilatarbelakangi kurangnya perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarganya. 


KEMESRAAN

Kemesraan berasal dari kata dasar mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga.

Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam. Filsuf Rusia, Salovjef dalam bukunya makna kasih mengatakan “jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara serius, ia terlempar ke luar dan cinta diri. Ia mulai hidup untuk orang lain.”

Yose Ortage Y Gasset dalarn novelnya “On love” mengatakan “di kedalaman sanubarinya seorang pencinta merasa dirinya bersatu tanpa syarat dengan obyek cintanya. Persatuan bersifat kebersamaan yang mendasar dan melibatkan seluruh eksistensinya.”

Selanjutnya Yose mengatakan, bahwa si pencinta tidaklah kehilangan pribadinya dalam aliran energi cinta tersebut. Malahan pribadinya akan diperkaya, dan dibebaskan. Cinta yang demikian merupakan pintu bagi seseorang untuk mengenal dirinya sendiri.

Kemampuan mencinta memberi nilai hidup kita, dan menjadi ukuran terpenting dalam menentukan apakah kita maju atau tidak dalam evolusi kita. Dari uraian di atas terlihat betapa agung dan sucinya cinta itu. Bila seseorang mengobral cinta, maka orang itu merusak nilai cinta, yang berarti menurunkan martabat dirinya sendiri. Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dan cinta.

Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Dengan kemesraan orang dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan dan bakatnya. Rendra dalam puisinya “Episode” misalnya, melukiskan betapa kemesraan cinta merasuk ke dalam jiwa dua sejoli muda-mudi yang sedang menjalin cinta.

PEMUJAAN

Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.Hal ini ialah karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti , nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya.
Cinta kepada Rasul, yang diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta,menduduki peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya. Seorang mukmin yang benar-benar beriman dengan sepenuh hati akan mencintai Rasulullah yang menanggung derita dakwah Islam, berjuang dengan penuh segala kesulitan sehingga Islam tersebar di seluruh penjuru dunia, dan membawa kemanusiaan dari kekelaman, kesesatan menuju cahaya petunjuk.


CINTA KASIH EROTIS

Cinta kasih kesaudaraan merupakan cinta kasih antara orang-orang yang sama-sama sebanding, sedangkan cinta kasih ibu merupakan cinta kasih terhadap orang-orang yang lemah tanpa daya. Walaupun terdapat perbedaan besar antara kedua jenis tersebut, Kedua-duanya mempunyai kesamaan bahwa pada hakekatnya cinta kasih tidak terbatas kepada seseorang saja. Berlawan dengan kedua jenis cinta kasih tersebut ialah cinta kasih erotis, yaitu kehausan akan penyatuan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang. Pada hakekatnya cinta kasih tersebut bersifat bersifat ekslusif, bukan universal, dan juga barangkali merupakan bentuk cinta kasih yang paling tidak dapat dipercaya.

Referensi :

MANUSIA dan KEADILAN

KEADILAN

Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap proporsi tersebut disebut tidak adil.

Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal. Socrates memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan akan tercipta bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan baik. Mengapa diproyeksikan kepada pemerintah ? sebab pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat. Kong Hu Cu berpendapat bahwa keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat ini terbatas pada nilai-nilai tertentu yang sudah diyakini atau disepakati.

Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.

Dibawah ini adalah macam-macam Keadilan


  1. Keadilan Legal atau Keadilan Moral, yaitu Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjadi kesatuannya. Dalam masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan menurut sifat dasarnya paling cocok baginya ( the man behind the gun ). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan oleh yang lainnya disebut keadilan legal. Keadilan timbul karena penyatuan dan penyesuaian untuk member tempat yang selaras kepada bagian-bagian yang membentuk suatu masyarakat. Keadilan terwujud dalam masyarakat bilamana setiap anggota masyarakat melakukan fungsinya secara baik. Ketidakadilan terjadi apabila ada campur tangan terhadap pihak lain yang melaksanakan tugas-tugas yang selaras sebab hal itu akan menciptakan pertentangan dan ketidak keserasian.
  2. Keadilan Distributif, yaitu Aristotele berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlakukan tidak sama (justice is done when equels are treated equally).
  3. Keadilan Komutatif, yaitu Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum.Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrem menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
  4. Upaya Pendistribusian Keadilan, yaitu Kejujuran atau jujur mengandung perngertian bahawa apa yang dikatakan sesuai dengan hati nuraninya, dan sesuai dengan kenyataan yang ada. Pada hakekatnya kejujuran dilandasi kesadaran moral akan hak dan kewajibannya juga takut akan dosa. Adapun kesadaran moral menuntut manusia untuk memilih hal yang baik dan buruk, halal dan haram, dan sebagainya. Terkadang pemikiran tidak sesuai dengan hati nurani. Saat itulah ketika seseorang bertindak berdasar pemikirannya dikatakan ia tidak jujur kepada dirinya dan pada akhirnya akan menimbulkan rasa tidak nyaman di hati. Untuk itu, batasan dari kejujuran adalah hati nurani, bukan pemikiran.
  5. Kecurangan, yaitu Secara sederhana kecurangan adalah lawan dari tidak jujur, dan identik dengan licik. Kecurangan mengandung pengertian bahwa seseroang mendapatkan keuntungan dengan cara yang tidak benar/ tidak jujur. Dan biasanya cara yang digunakan tidak wajar. Ada banyak sebab kecurangan, namun pada akhirnya kecurangan akan mengarah kepada keburukan. keburukan adalah lawan kebaikan, dan pada hakikatnya keduanya ada di diri manusia. Tinggal mana yang akan dipilih. Disini, hati nurani lah yang bekerja. Apabila seseorang condong kepada kebaikan, maka kejujuran yang dipilihnya begitupun sebaliknya.
  6. Pemulihan Nama Baik, yaitu Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup bersosial. Orang akan berusaha mati-matian untuk menjaga namanya agar tetap baik. meskipun terkadang jalan yang diambil curang. Nama baik erat kaitanya dengan perbuatan dan tingkah laku. Perbuatan sendiri meliputi banyak hal mulai dari cara berbicara, cara bergaul, dan sebagainya. Pemulihan nama baik sendiri berarti adanya kesadaran dari seseorang untuk mengembalikan kedudukannya di dalam masyarakat. Hal ini bisa didasarkan bahwa orang itu berbuat salah dan menyadarinya, atau mendapat fitnah dari pihak lain. Pada intinya, pemulihan nama baik adalah upaya untuk mengembalikan kedudukannya kembali di dalam masyarakat.
  7. Pembalasan, yaitu Pembalasan adalah suatu reaksi atas perbuatan orang lain kepada diri kita. reaksi bisa berupa perbuatan yang sama/ seimbang, lebih kecil, atau bahkan lebih besar. Ketidakadilan bisa terjadi apabila pembalasan dilakukan dengan reaksi yang lebih besar. Meskipun pembalasan identik dengan perbuatan buruk, namun sebenarnya yang dinamakan pembalasan adalah reaksi dari semua perbuatan kita dalam bergaul. Jika seseorang bergaul dengan baik, maka ia akan mendapat pembalasan yang bak pula. Sebaliknya, apabila seseorang bergaul dengan cara yang tidak baik, maka ia akan mendapatkan balasannya berupa ketidakbaikan pula.
Referensi :

Saturday, May 11, 2013

Revolusi Budaya

Melihat perilaku generasi muda saat ini mungkin kita akan menghela nafas panjang, apakah budaya kita saat ini telah berevolusi? Mungkin benar, revolusi budaya saat ini seakan begitu deras mengikis secara perlahan akar budaya bangsa Indonesia, baik budaya bahasa moral serta agama.

Banyak factor yang menyebabkan budaya local dilupakan di masa sekarang ini. Masuknya budaya asing ke Indonesia sebenarnya merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa. Namun pada kenyataanya budaya asing mulai mendominasi sehingga budaya local mulai dilupakan.

Suatu ironis kebudayaan sendiri dijauhi oleh anak muda sekarang. Tidak habis pikir mengapa kaum muda sekarang lebih suka ala boyband/girlband, seksi dancer, hip hop yang sama sekali tidak mencerminkan ciri khas budaya Indonesia yang ramah, sopan dan berkepribadian luhur.Di Banjarbaru beberapa waktu lalu tepatnya di lapangan Murjani tarian tidak etis yang sering dikenal sebagai seksi dancer ditampilkan dalam suatu acara promosi salah satu perusahaan rokok. Aksi tarian itu ditampilkan di depan anak-anak di bawah umur yang berjarak hanya beberapa meter saja.

Bukanlah sesuatu hal yang aneh ketika pihak yang seharusnya mengingatkan malah ikut menikmati tarian energik yang identic dengan busana minim dipertontonkan tanpa ada pengawasan ataupun peringatan bagi anak di bawah umur. Sebagian orang menganggap itu hanya sebagai hiburan.
Di mana letak pengawasan orangtua saat anak-anal yang harusnya berada di rumah malah dibiarkan berkeliaran bukan pada tempat dan waktunya?

Dalam tinjauan psikologi perkembangan, peran orangtua dibutuhkan dalam mendampingi dan memberitahu bagaimana mereka bisa menyesuaikan diri pada perubahan, perkembangan dan adanya perbedaan di dalam lingkungan mereka. Anak-anak tidak bisa dibiarkan lepas ke dunianya sendiri.

Logika yang muncul, jika lingkungan mereka tidak tepat maka anak-anak ini akan mendapat dampak negatif, baik perubahan psikologinya ataupun kepribadiannya. Memang benar anak dibebaskan untuk memilih apa yang menurutnya itu cocok untuk dirinya. Di sinilah orangtua wajib mengarahkan dan membimbing. Pembelajaran seni tari pada anak usia dini sangat berpengaruh terhadap pola perkembangan anak yang ditandai dengan perkembangan motoric kasar dan motoric halus, pola bahasa dan piker, emosi jiwa serta perkembangan social anak.

Di sekolah keprihatinan manakala keberadaan siswa didik kurang berminat terhadap seni budaya daerah, kata-kata yang terlontar dari mereka bahwa tari/lagu daerah itu kuno (ketinggalan jaman). Itulah persoalan yang menampar wajah dunia pendidikan saat ini. Apakah fakta tersebut bias dari program Ujian Nasional (UN) yang hanya menekankan factor pengetahuan (kognitif) belaka. Fakta keterampilan (psikomotor) kurang mendapat perhatian.

Padahal pelajaran tari bukan bertujuan untuk mempelajari sikap gerak saja, namun juga sikap mental, kedisiplinan, sehingga pendidikan tari itu menjadi media pendidikan. Dalam bukunya tentang pendidikan Ki Hadjar Dewantara menuliskan, tari anak-anak akan memberi pengaruh terhadap ketajaman pikiran, kehalusan rasa dan kekuatan kemauan serta memperkuat rasa kemerdekaan.

Dinas Pendidikan Banjarbaru KASI Kurikulum Drs Simum. MM saat ditemui di kantornya menerangkan untuk pelestarian budaya daerah di sekolah itu di pelajari dari kesenian tari, music daerah, bahasa hingga sejarah kedaerahan. Itu semua terangkum dalam pelajaran Muatan Lokal (Mulok).

Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Herman Taupan di Banjarmasin menambahkan tidak hanya mulok, ekstrakurikuler pun menambah pengayaan pelestarian budaya daerah pada siswa didik di sekolah. Ajang perlombaan tari, music panting sering diadakan. Sekarang tergantung dari sekolah masing-masing sebab sekolah mempunyai hak otonomi untuk memajukan program mulok serta ekstrakurikuler tadi.

Di sisi lain, pihak sekolah kadang-kadang masih memandang kesenian dengan sebelah mata dibandingkan dengan bidang lain, seperti olahraga. Contoh nyata, pembangunan sarana olahraga jauh mengalahkan ketersediaan sarana berekspresi kesenian, bahkan juga mengalahkan kepentingan yang paling mendasar seperti perpustakaan.

Banyak sekolah yang membangun aula megah dan mahal, ruang kesenian tanpa bentuk berada di situ. Sesungguhnya, dalam buku petunjuk teknis mata pelajaran kesenian tertera kata “laboratorium” sebagai ruang praktek kesenian di sekolah. Tak hanya polemic kesenian di pendidikan formal sekolah tahun 2009 ajang budaya Internasional di Malaysia “Rampak Gendang Nusantara” menuai kekecewaan, 40 perwakilah dari Indonesia Sanggar Pesona Banjar sampai berita ini diterbitkan belum menerima sertifikat sebagai peserta tersebut oleh pihak yang bertanggung jawab di Indonesia sebagai pembimbing serta mengantar mereka di ajang itu.

Belajar dari Arsyad Indradi seorang budayawan Banjar, tubuh tua rentanya tak pernah menjadi kendala untuk terus berkarya melalui sastra-sastra indah dan mewariskan budaya luhur banjar kepada cucunya Putri Kurnia Pratiwi siswi SMA Negeri II Martapura serta anak didiknya di Sanggar Selendang Mayang. Sari, Baron, Tazki serta anak-anak Sanggar Selendang Mayang dengan penuh semangat berlatih tari Radap Rahayu serta Baksa Kembang di Musium Lambung Mangkurat.

Keceriaan, suka duka selalu mewarnai jejak langkah mereka dalam melestarikan seni tari klasik banjar di tengah maraknya seni tari modern sebagai idola kaum remaja saat ini. Mereka mengaku ini semua kami lakukan karena hobi, saat kami lakukan gerakan klasik ini kami merasa damai. Seni tradisional yang selama ini jauh dari kehidupan generasi muda dengan berbagai sebab-sebabnya yang telah diuraikan. Mulai dari arus globalisasi dan generasi muda yang cenderung apatis dan mengikuti arus, sehingga budaya asing yang terkesan praktis telah menjadi kiblat budaya mereka.

Bagaimanapun juga ajaran-ajaran seni tradisional daerah telah memberikan pemahaman moral yang luhur, dan memang sangat sesuai jika di aplikasikan dalam diri generasi muda. Tidak malukan kita dengan anak-anak kecil pada Sanggar Selendang Mayang yang melestarikan budaya daerah?



Sumber :
  • http://sosbud.kompasiana.com/2013/03/06/revolusi-kebudayaan--534746.html
  • http://bubuhanbanjar.wordpress.com/2010/05/16/mengkritisi-%E2%80%9Ckarakter-orang-banjar%E2%80%9D/



EVALUASI BUDAYA

EVALUASI BUDAYA KERJA PURBALINGGA

EVALUASI BUDAYA KERJA

Bagi sebuah pemerintahan, era reformasi telah mendorong perubahan yang cukup besar dalam berbagai aspek penyelenggaraan peerimtahan. Berbagai perubahan yang muncul sangat disadari  bahwa sebagai lembaga pelayanan masyarakat, pemerintah menjadi jembatan antara aspirasi masyarakat yang diakomodir oleh institusi politik melalui lembaga legislative dengan masyarakatat riil yang secara langsung menerima dan menikmati pelayanan yang diberikan oleh pemerintahan (birokrasi).

Hal ini sangat berbeda dengan era sebelumnya dimana birokrasi dengan mudah mengendalikan dua kekuatan tersebut. Untuk saat ini justru sebaliknya. Birokrasi berada dalam pengawasan keduanya. Disamping itu, tuntutan, aspirasi dan kebutuhan masyarakat mengalami perkembangan yang pesat, yang didukung oleh media agregasi kepentingan public yang semakin mudah diakses  sehingga dengan mudah pula menjadi agenda politik yang harus direalisasikan secara efektif dan efisien oleh birokrasi.

Untuk menghadapi sedemikian kompleksnya tuntutan kinerja birokrasi maka birokrasi  harus senantiasa meningkatkan integritas dan profesionalismenya agar perubahan paradigma tersebut tidak menjadi beban organisasi pemerintahan, akan tetapi justru menjadi tantangan untuk memberikan pelayanan prima bagi pihak yang membutuhkannya. Namun demikian, tentu perlu diperhatikan bahwa terlepas dari adanya tuntutan tersebut, paradigma tata kelola pemerintahan yang baik harus menjadi kewajiban penyelenggara pemerintahan untuk mewujudkannya.
Untuk mewujudkan hal itu, setidaknya terdapat  3 hal, yakni :
  1. Adanya penerapan tata kelola pemerintahan yang baik
  2. Adanya upaya mengatasi keterbatasan anggaran
  3. Adanya upaya mengatasi keterbatasan sumber daya manusia.


Penerapan Pemerintahan Yang Baik

Tata pemerintahan yang baik akan terbangun manakala didukung oleh 3 pilar / aktor yang saling mendukung yakni pemerintah, masyarakat dan dunia usaha. Apabila ke-3 pilar tersebut berkomitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik maka akan terjadi proses yang sinergis  dan konstruktif di antara ke-3nya sehingga secara umum sumber daya yang tersedia dapat dimanfaatkan secara optimal untuk dapat mencapai tujuan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Namun demikian, harus disadari bahwa penggerak utama tata pemerintahan yang baik .berada pada lingkungan pemerintahan (eksekutif, legislative dan yudikatif).

Untuk mengukur adanya penerapanan tata pemerintahan yang baik dapat terlihat adanya beberapa indicator sebagai berikut :

A. Terciptanya system kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan yang bersih, efisien, efektif, transparan, profesional dan akuntable. Hal ini dapat dilihat dari :
  1. Organisasi yang ideal yang dapat memberikan kemudahan pelayanan yang cepat kepada masyarakat.
  2. Membaiknya kualitas hubungan antara lembaga di dalam jajaran pemerintahan
  3. Adanya upaya penyelamatan, pelestarian dan pemeliharaan dokumen / arsip negara.
  4. Semakin baiknya kinerja aparatur pemerintah. 

B. Tidak adanya perlakuan yang bersifat diskriminatif dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari :
  1. Meningkatnya kualitas pelayanan kepada masyarakat.
  2. Membaiknya kualitas sumber daya manusia, prasarana dan fasilitas pelayanan.
  3. Berkurangnya hambatan pelayanan terhadap penyelenggaraan pelayanan publik.
  4. Lebih diperhatikannya keluhan masyarakat atas pelayanan yang diberikan oleh birokrasi.


C. Meningkatnya masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik yang ditunjukkan dengan berjalannya mekanisme  dialog dan musyawarah terbuka untuk merumuskan program dan kebijakan layanan publik.
d.Berkurangnya secara nyata praktek-praktek yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku, misalnya :
  1. Adanya pungutan yang tidak ada dasar aturannya
  2. Penundaan pembiayaan untuk alasan-alasan yang tidak sewajarnya.
  3. Pengeluaran yang tidak sesuai dengan peruntukkannya.


Upaya Mengatasi Keterbatasan Anggaran

Sebagai konsekuensi diberlakukannya otonomi daerah setidaknya tercatat 3 hal :
  1. Terjadinya tuntutan mendasar  di berbagai aspek kebutuhan masyarakat, pemerintah dan dunia usaha.
  2. Kebijakan otonomi diartikan bukan hanya sebagai penyerahan kewenangan dalam pengelolaan administrasi public tetapi juga dipandang sebagai penyerahan dibidang politik. Hal ini berarti bahwa daerah dipandang sebagai entitas politik yang berhak mengatur urusan rumah tangganya sendiri. 
  3. Dengan berpindahnya focus kekuasaan dari pusat ke daerah, maka bertambah pula sumber-sumber pendapatan daerah, yang berarti adanya peningkatan jumlah anggaran yang harus dikelola langsung oleh pemerintah daerah.

Mencermati ke-3 hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dari segi besaran anggaran memang bertambah besar akan tetapi kebutuhan masyarakat juga semakin besar sehingga diharuskan pengelolaan anggaran harus efisien dan efektif. Artinya jajaran birokrasi harus dapat menghindari pengeluaran-pengeluaran anggaran yang cenderung bersifat pemborosan.

Upaya Mengatasi Keterbatasan SDM

Untuk mengatasi keterbatan sumber daya manusia dalam rangka menciptakan good governance setidaknya terdapat 3 hal :
  1. Melakukan restrukturisasi hirarki dan transisi ke dalam manajemen pemerintahan yang menekankan pada tanggungjawab individual terhadap semua keputusan dan tindakan yang diambil.
  2. Melakukan rekayasa proses dalam penyelenggaraan pemerintahan, sehingga proses pemerintahan akan semakin mudah efisien dan efektif.
  3. Melakukan perubahan terhadap kompetensi dan perbaikan moral penyelenggara negara, utamanya birokrasi.

Berdasarkan ke -3 hal tersebut maka sangat diharapkan bahwa sekalipun jumlah SDM yang ada di setiap SKPD terbatas tetapi diharapkan tidak menjadi alibi bagi rendahnya kualitas pelayanan, baik kualitas pelayanan terhadap masyarakat maupun antar instansi.

Sebagai upaya mendukung terciptanya  birokrasi yang memiliki integritas dan profesionalisme maka harus memiliki bangunan budaya kerja yang kuat, yang dapat dijadikan sebagai pendorong perubahan kearah lebih baik. Beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh aparatur pemerintah untuk mendukung perubahan kearah yang lebih baik sebagai implementasi budaya kerja adalah sebagai berikut :
  1. Sudahkah para pejabat structural (pimpinan SKPD menganut perubahan yang diinginkan?
  2. Sudahkah program pengembangan dirancang menyesuaikan dengan skill baru dan tuntutan dunia kerja yang sedang berkembang?
  3. Sudahkan seluruh pegawai dijajaran SKPD mengerti apa, mengapa, kapan dan bagaimana suatu perubahan dilakukan?
  4. Sudahkah struktur dan proses yang ada di dalam SKPD masing-masing diubah untuk mendukung budaya kerja baru, yang lebih produktif.

Untuk mendapatkan jawaban yang ideal terhadap pertanyaan diatas maka salah satu instrument pengukuran yang perlu dilakukan adalah dengan mengevaluasi pelaksanaan budaya kerja di setiap satuan kerja perangkat daerah. dengan adanya evaluasi budaya kerja diharapkan dapat di ketahui untuk kemudian dilakukan pembinaan mengenai  perilaku dan sikap aparatur pemerintah kabupaten Purbalingga menjadi lebih baik, bermoral, professional dan bertanggungjawab dengan demikian akan menopang prestasi kinerja aparatur pemerintah.

Tujuan
  1. Untuk mendapatkan informasi mengenaia perkembangan  implementasi  budaya kerja di setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah.
  2. Untuk  mengetahui produktifitas kinerja aparatur yang tercermin dari kualitas pelayanan yang diberikan oleh SKPD pemerintah kabupaten Purbalingga.
  3. Meningkatkan citra kelembagaan dan birokrasi yang kompeten dan professional
  4. Untuk mengetahui optimalisasi  aktifitas tim budaya kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah.
  5. Sebagai dasar meningkatkan kinerja aparatur pemerintah

SASARAN DAN MANFAAT EVALUASI

Sasaran dan manfaaat yang akan dicapai dalam evaluasi ini adalah :
  1. Tersusunnya data dan informasi (peta permasalahan) sebagai masukan untuk bahan perbaikan sistem pengembangan budaya kerja, terutama dalam rangka mendorong perubahan-perub ahan persepsi, pola piker dan perilaku aparatur pemerintah dalam penyelenggaraan pemrintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat.
  2. Terciptanya kontinuitas pengembangan budaya kerja dan peningkatan kinerja aparatur pemerintah secara sistematik dan terprogram.
  3. Memperbaiki citra aparatur pemerintah sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kredibilitas aparatur pemerintah.

Dasar Evaluasi
  1. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 04/1991 tentang Pedoman Pemasyarakatan Budaya Kerja
  2. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 25 Kep/M.PAN/2002 tentang Pedoman Pengembangan Budaya Aparatur Negara
 Sumber :
  • http://www.purbalinggakab.go.id/organisasi/290-evaluasi-dan-penyegaran-rbm-pnpm-mp
  • http://www.purbalinggakab.go.id/kepemerintahan/415-bupati-akan-evaluasi-kinerja-skpd



Thursday, April 25, 2013

Rangkuman Buku Ilmu Budaya Dasar


MENTARI DISEKOTONG

Rangkuman Buku Ilmu Budaya Dasar

Sebuah kesempurnaan hidup telah berhasil dicapai oleh Arni. Selain memiliki paras nan cantik dan mempesona, beberapa waktu lalu dia juga sukses menyabet gelar sarjana perikanan dari sebuah universitas di Bandung dengan nilai Ilmu Pengetahuan yang di atas rata-rata. Kemampuan dan kemauan yang keras mendorongnya untuk segera meninggalkanBandung guna menggapai cita-cita di Desa Sekotong, Lombok. Sementara itu, Ardi yang merupakan kekasihnya meminta untuk menunda kepergiannya dan menerima paket pendidikan di Amerika dari orang tua Ardi untuk mereka berdua. Kedua orang tua Ardi sangat menyayangi Arni seperti halnya menyayangi anak sendiri. Awal perkenalan mereka terjadi di suatu tempat kursus komputer sekitar tiga tahun yang lalu. Pada waktu itu, orang tua Ardi yang saat itu mengantarkan Ardi ke tempat kursus komputernya bertemu dengan Arni yang dikenal sebagai gadis yang sopan dan ramah kepada setiap orang.

Segalanya telah dipertimbangkan oleh Arni dengan matang, dia pun segera menuju ke Bandara Soekarno Hatta bersama dengan Ardi. Mereka sama-sama akan pergi namun dengan tempat tujuan yang berbeda, Arni ke Lombok sementara Ardi ke Amerika untuk melanjutkan pendidikan guna meneruskan perusahaan ayahnya.

Setibanya di Bandara Selaparang, Arni langsung naik taksi menuju Sekotong. Dalam perjalanannya menuju tempat tujuan, dia menjumpai tiga orang ibu paruh baya yang membawa batu karang dari tepi laut. Arni pun mencoba mengorek infomasi dari ketiga wanita tersebut. Ternyata, mereka melakukannya atas perintah dari orang yang bernama Pak Dudung. Selain itu, dia juga mendapatkan informasi lain mengenai Pak Dudung, salah satunya mengenai Kasim, anaknya yang sedang terbaring sakit. Mendengar informasi itu, hatinya menjadi tersentuh. Dia pun mengajak ketiga wanita tersebut untuk mengantarkannya ke rumah Pak Dudung. Kasim yang hanya bisa berbaring lemah dan menahan rasa sakit membuatnya menjadi tidak tega. Tanpa banyak berfikir, dia langsung membawa Kasim dan Bu Dudung ke Rumah Sakit Mataram walaupun Pak Dudung sedang tidak ada di rumah karena mencari dukun sakti untuk menyembuhkan Kasim. Bu Dudung yang belum mengenal Arni pun langsung menyetujui saja mengingat kondisi anaknya yang sudah parah. Selang beberapa saat setelah kepergian Arni, Kasim, dan Bu Dudung, Pak Dudung yang pulang bersama seorang dukun sakti kaget setelah melihat rumahnya kosong. Dia sempat mengira anak dan istrinya diculik makhluk halus untuk dijadikan tumbal. Namun ternyata perkiraannya salah setelah kepala desa setempat memberikan keterangan bahwa seorang gadis bernama Arni telah membawa Kasim bersama Bu Dudung ke Rumah Sakit Mataram. Dengan perasaan kesal, Pak Dudung pun pergi ke rumah sakit tersebut.

Sesampainya di rumah sakit, Pak Dudung langsung menuju ke kamar rawat Kasim. Di sana, dia disambut wajah ketakutan istrinya. Bu Dudung takut akan dimarahi karena membawa Kasim ke rumah sakit tanpa sepengetahuan suaminya tersebut. Berbagi alasan pun disampaikannya untuk mencegah kemarahan Pak Dudung. Namun, setelah melihat keadaan anaknya menjadi lebih baik, wajah Pak Dudung tampak gembira. Hal itu sungguh mengherankannya karena dalam menghadapi setiap masalah biasanya Pak Dudung selalu dengan marah. Pak Dudung menjadi merasa berhutang budi pada Arni. Dia pun menghadiahkan seekor sapi miliknya untuk Arni. Namun, hadiah tersebut ditolak Arni dengan halus. Dia hanya menginginkan satu permintaan kepada Pak Dudung. Permintaan yang dia ajukan hanya menginginkan agar semua pihak yang terlibat dalam pengambilan batu karang laut dikumpulkan dalam suatu tempat. Dan Permintaan itu pun dipenuhi oleh Pak Dudung.

Pertemuan singkat antara dirinya dengan seluruh pihak yang terlibat dalam pengambilan batu karang dimanfaatkan oleh Arni untuk membahas tentang dampak yang akan ditimbulkan dengan adanya aktivitas pengambilan batu karang bagi ikan-ikan dan biota laut yang lain. Akhirnya mereka membuat kesepakatan untuk tidak lagi mengambil batu karang di pantai. Selain menyampaikan hal tersebut, Arni juga menyampaikan kabar gembira tentang rencana pemerintah pusat untuk meningkatkan kesejahteraan para nelayan dengan menyiapkan beberapa kapal motor yang dapat dipergunakan untuk mencari ikan. Dengan adanya kapal motor tersebut, pendapatan para nelayan dan penduduk Desa Sekotong menjadi lebih dari cukup. Mereka pun  dapat membangun sebuah koperasi desa yang pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan mereka.

Dua tahun sudah Arni  tinggal di Desa Sekotong. Dia kaget ketika Ardi muncul dihadapannya. Ternyata kedatangan Ardi ingin mengajaknya menikah.. Dia pun menyampaikan satu syarat kepada Ardi jika ingin menikah dengannya, yaitu meminta agar mas kawinnya adalah sebuah empang ikan di desa Sekotong. Syarat tersebut dapat disetujui oleh Ardi dan dalam kurun waktu dua bulan pembuatan empang ikan pun selesai. Arni dan Ardi akhirnya menikah di Desa Sekotong dengan mas kawin sebuah empang ikan. Pesta pernikahan keduanya pun dilaksanakan dengan meriah dan mewah. Seluruh penduduk Desa Sekotong sangat antusias mengikuti pesta pernikahan tersebut.

Sumber : Buku Fiksi (Mentari di Sekotong)

Identitas Buku

Judul buku : Mentari di Sekotong
Pengarang : Lalu Safii
Penerbit/ Kota terbit : Tiga Serangkai/ Solo
Tahun terbit/ Cetakan ke-
(Cetakan pertama tahun 1995) : 2000/ 2
Jumlah halaman : 49

Unsur Intrinsik

Tema     : Pengabdian
Tokoh   :
  • Arni "Dia adalah seorang gadis yang amat sopan dan ramah kepada siapa pun, cerdas, baik hati, dan setia serta memiliki kemauan keras terhadap sesuatu yang diinginkan dan diyakini olehnya"
  • Ardi "Dia adalah seorang pemuda yang penurut, pintar, dan setia. Selain itu, dia juga selalu ingin membuat orang-orang terdekatnya bahagia"
  • Ayah Ardi "Dia adalah orang yang baik hati,  penyayang, dan penuh pengertian"
  • Ibu Ardi "Dia adalah seorang wanita yang ramah, sopan, baik hati, dan penuh pengertian"
  • Pak Dudung "Dia adalah orang yang selalu berprasangka buruk dan marah-marah tanpa sebab yang jelas kepada orang lain. Selain itu, dia juga tipe orang yang gegabah dalam mengambil keputusan"
  • Bu Dudung "Dia adalah seorang wanita yang patuh dan setia terhadap suaminya, Pak Dudung, serta baik hati dan memiliki sifat-sifat yang bertolak belakang dengan suaminya"

Latar
  • Waktu (Siang hari)
  • Tempat (Bandung, Bandara Soekarno Hatta, Desa Sekotong, Pantai,   Rumah Pak Dudung, dan Rumah Sakit Mataram)
  • Suasana (Ceria dan mengharukan)
  • Alur (Maju)
  • Amanat (Dalam menghadapi suatu masalah hendaknya kita bersabar dan  selalu berpikir panjang agar tidak timbul masalah baru yang akan lebih merumitkan kita serta membuat kita menyesal di kemudian hari)




Saturday, October 27, 2012

Agama dan Masyarakat


Definisi Agama Dan Masyarakat

Masyarakat adalah suatu sistem sosial yang menghasilkan kebudayaan (Soerjono Soekanto, 1983). Sedangkan agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan kepercayaan tersebut. Sedangkan Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila: “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sejumlah agama di Indonesia berpengaruh secara kolektif terhadap politikekonomi dan budaya. Di tahun 2000, kira-kira 86,1% dari 240.271.522 penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 5,7% Protestan, 3% Katolik, 1,8% Hindu, dan 3,4% kepercayaan lainnya. Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa “tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya” dan “menjamin semuanya akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya”. Pemerintah, bagaimanapun, secara resmi hanya mengakui enam agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu.

Dengan banyaknya agama maupun aliran kepercayaan yang ada di Indonesia, konflik antar agama sering kali tidak terelakkan. Lebih dari itu, kepemimpinan politis Indonesia memainkan peranan penting dalam hubungan antar kelompok maupun golongan. Program transmigrasi secara tidak langsung telah menyebabkan sejumlah konflik di wilayah timur Indonesia.

Berdasar sejarah, kaum pendatang telah menjadi pendorong utama keanekaragaman agama dan kultur di dalam negeri dengan pendatang dari India,Tiongkok, Portugal, Arab, dan Belanda. Bagaimanapun, hal ini sudah berubah sejak beberapa perubahan telah dibuat untuk menyesuaikan kultur di Indonesia.

Berdasarkan Penjelasan Atas Penetapan Presiden No 1 Tahun 1965 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama pasal 1, “Agama-agama yang dipeluk oleh penduduk di Indonesia ialah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Khong Hu Cu (Confusius)”.

  • Islam : Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia, dengan 88% dari jumlah penduduk adalah penganut ajaran Islam. Mayoritas Muslim dapat dijumpai di wilayah barat Indonesia seperti di Jawa dan Sumatera. Masuknya agama islam ke Indonesia melalui perdagangan.
  • Hindu : Kebudayaan dan agama Hindu tiba di Indonesia pada abad pertama Masehi, bersamaan waktunya dengan kedatangan agama Buddha, yang kemudian menghasilkan sejumlah kerajaan Hindu-Buddha seperti Kutai, Mataram dan Majapahit.
  • Budha : Buddha merupakan agama tertua kedua di Indonesia, tiba pada sekitar abad keenam masehi. Sejarah Buddha di Indonesia berhubungan erat dengan sejarah Hindu.
  • Kristen Katolik : Agama Katolik untuk pertama kalinya masuk ke Indonesia pada bagian pertama abad ketujuh di Sumatera Utara. Dan pada abad ke-14 dan ke-15 telah ada umat Katolik di Sumatera Selatan. Kristen Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang kemudian diikuti bangsa Spanyol yang berdagang rempah-rempah.
  • Kristen Protestan : Kristen Protestan berkembang di Indonesia selama masa kolonial Belanda (VOC), pada sekitar abad ke-16. Kebijakan VOC yang mengutuk paham Katolik dengan sukses berhasil meningkatkan jumlah penganut paham Protestan di Indonesia. Agama ini berkembang dengan sangat pesat di abad ke-20, yang ditandai oleh kedatangan para misionaris dari Eopa ke beberapa wilayah di Indonesia, seperti di wilayah barat Papua dan lebih sedikit di kepulauan Sunda.
  • Konghucu : Agama Konghucu berasal dari Cina daratan dan yang dibawa oleh para pedagang Tionghoa dan imigran. Diperkirakan pada abad ketiga Masehi, orang Tionghoa tiba di kepulauan Nusantara. Berbeda dengan agama yang lain, Konghucu lebih menitik beratkan pada kepercayaan dan praktik yang individual.


Fungsi-Fungsi Agama

Fungsi Agama bagi Kehidupan, ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan manusia, antara lain adalah :
  • Karena agama merupakan sumber moral
  • Karena agama merupakan petunjuk kebenaran
  • Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
  • Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka, maupun di kala duka.


Manusia sejak dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, serta tidak mengetahui apa-apa sebagaimana firman Allah dalam Q. S. al-Nahl (16) : 78

Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak tahu apa-apa. Dia menjadikan untukmu pendengaran, penglihatan dan hati, tetapi sedikit di antara mereka yang mensyukurinya.
Dalam keadaan yang demikian itu, manusia senantiasa dipengaruhi oleh berbagai macam godaan dan rayuan, baik dari dalam, maupun dari luar dirinya. Godaan dan rayuan daridalam diri manusia dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
  1. Godaan dan rayuan yang berysaha menarik manusia ke dalam lingkungan kebaikan, yang menurut istilah Al-Gazali dalam bukunya ihya ulumuddin disebut dengan malak Al-hidayah yaitu kekuatan-kekuatan yang berusaha menarik manusia kepada hidayah ataukebaikan.
  2. Godaan dan rayuan yang berusaha memperdayakan manusia kepada kejahatan,yang menurut istilah Al-Gazali dinamakan malak al-ghiwayah, yakni kekuatan-kekuatan yang berusaha menarik manusia kepada kejahatan

Disinilah letak fungsi agama dalam kehidupan manusia, yaitu membimbing manusia kejalan yang baik dan menghindarkan manusia dari kejahatan atau kemungkaran.

Fungsi Agama Kepada Manusia

Dari segi pragmatisme, seseorang itu menganut sesuatu agama adalah disebabkan oleh fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang dihuraikan di bawah :

  • Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.

Agama dikatankan memberi pandangan dunia kepada manusia kerana ia sentiasanya memberi penerangan mengenai dunia(sebagai satu keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan bagi pekara ini sebenarnya sukar dicapai melalui inderia manusia, melainkan sedikit penerangan daripada falsafah. Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya bahawa dunia adalah ciptaan Allah SWTdan setiap manusia harus menaati Allah SWT
  • Menjawab pelbagai soalan yang tidak mampu dijawab oleh manusia.

Sesetangah soalan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan soalan yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya soalan kehidupan selepas mati, matlamat  menarik dan untuk menjawabnya adalah perlu. Maka, agama itulah berfungsi untuk menjawab soalan-soalan ini.
  • Memberi rasa kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia.

Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini adalah kerana sistem agama menimbulkan keseragaman bukan sahaja kepercayaan yang sama, malah tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang sama.
  • Memainkan fungsi kawanan sosial.

Kebanyakan agama di dunia adalah menyaran kepada kebaikan. Dalam ajaran agama sendiri sebenarnya telah menggariskan kod etika yang wajib dilakukan oleh penganutnya. Maka ini dikatakan agama memainkan fungsi kawanan sosial.

Fungsi Sosial Agama

Secara sosiologis, pengaruh agama bisa dilihat dari dua sisi, yaitu pengaruh yang bersifat positif atau pengaruh yang menyatukan (integrative factor) dan pengaruh yang bersifat negatif atau pengaruh yang bersifat destruktif dan memecah-belah (desintegrative factor).
Pembahasan tentang fungsi agama disini akan dibatasi pada dua hal yaitu agama sebagai faktor integratif dan sekaligus disintegratif bagi masyarakat.

Fungsi Integratif Agama

Peranan sosial agama sebagai faktor integratif bagi masyarakat berarti peran agama dalam menciptakan suatu ikatan bersama, baik diantara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka. Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang mendasari sistem-sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh kelompok-kelompok keagamaan sehingga agama menjamin adanya konsensus dalam masyarakat.

Fungsi Disintegratif Agama.

Meskipun agama memiliki peranan sebagai kekuatan yang mempersatukan, mengikat, dan memelihara eksistensi suatu masyarakat, pada saat yang sama agama juga dapat memainkan peranan sebagai kekuatan yang mencerai-beraikan, memecah-belah bahkan menghancurkan eksistensi suatu masyarakat. Hal ini merupakan konsekuensi dari begitu kuatnya agama dalam mengikat kelompok pemeluknya sendiri sehingga seringkali mengabaikan bahkan menyalahkan eksistensi pemeluk agama lain
Agama bukanlah suatu entitas independen yang berdiri sendiri. Agama terdiri dari berbagai dimensi yang merupakan satu kesatuan. Masing-masingnya tidak dapat berdiri tanpa yang lain. seorang ilmuwan barat menguraikan agama ke dalam lima dimensi komitmen. Seseorang kemudian dapat diklasifikasikan menjadi seorang penganut agama tertentu dengan adanya perilaku dan keyakinan yang merupakan wujud komitmennya. Ketidakutuhan seseorang dalam menjalankan lima dimensi komitmen ini menjadikannya religiusitasnya tidak dapat diakui secara utuh. Kelimanya terdiri dari perbuatan, perkataan, keyakinan, dan sikap yang melambangkan (lambang=simbol) kepatuhan (=komitmen) pada ajaran agama. Agama mengajarkan tentang apa yang benar dan yang salah, serta apa yang baik dan yang buruk.

Agama berasal dari Supra Ultimate Being, bukan dari kebudayaan yang diciptakan oleh seorang atau sejumlah orang. Agama yang benar tidak dirumuskan oleh manusia. Manusia hanya dapat merumuskan kebajikan atau kebijakan, bukan kebenaran. Kebenaran hanyalah berasal dari yang benar yang mengetahui segala sesuatu yang tercipta, yaitu Sang Pencipta itu sendiri. Dan apa yang ada dalam agama selalu berujung pada tujuan yang ideal. Ajaran agama berhulu pada kebenaran dan bermuara pada keselamatan. Ajaran yang ada dalam agama memuat berbagai hal yang harus dilakukan oleh manusia dan tentang hal-hal yang harus dihindarkan. Kepatuhan pada ajaran agama ini akan menghasilkan kondisi ideal.

Otoritas Agama dan Masyarakat

Pada dasarnya masyarakat modern ditandai dengan menguatnya rasionalitas dan melemahnya peran agama. Sebelum perkembangan ilmu pengetahuan seperti saat ini, agama menjadi pemandu manusia dalam mengatasi kecemasan hidupnya di tengah “kekuatan alam”. Meskipun tidak memberikan suatu tingkat solusi yang dapat dipertanggungjawabkan, namun agama dalam kehidupan masyarakat senantiasa menjadi obat mujarab segala persoalan.

Dalam proses selanjutnya, perkembangan ilmu pengetahuan menggeser peran agama tersebut. Ilmu pengetahuan dinilai sangat membantu manusia dalam memecahkan misteri alam. Padahal di masa sebelum ilmu pengetahuan, kekuatan alam seringkali menjadi sesuatu yang mencemaskan bagi kehidupan manusia. Bahkan penyembahan terhadap alam dalam komunitas agama primitif tidak bisa dilepas dari misteri kekuatan alam yang mencemaskan itu.

Peran Agama Menguat 

Pasca berkembang pesatnya ilmu pengetahuan di abad modern ini, alam justru menjadi pelayan manusia. Bahkan terdapat kecenderungan ekploitasi terhadap alam bagi kesejahteraan hidup manusia. Proses modernisasi di sebuah negara, yang ditandai dengan semakin kuatnya peran ilmu pengetahuan diramalkan akan mencabut peran agama dalam masyarakat.

Namun ramalan itu ternyata tidak sepenuhnya tepat. Hingga kini kita masih melihat kecenderungan kuatnya peran agama dalam masyarakat. Dalam masyarakat modern di kota-kota besar Indonesia, misalnya, menggambarkan adanya kegairahan dalam beragama. Maraknya acara-acara keagamaan dan bermunculannya tokoh-tokoh pendakwah muda menunjukkan adanya permintaan yang sangat besar dari masyarakat kota terhadap otoritas agama. Dalam industri televisi juga dapat dilihat dari begitu tingginya rating acara-acara yang bernuansa agama. Dapat disimpulkan bahwa semakin modern sebuah masyarakat tidak serta merta menggeser peran agama dalam kehidupan mereka.

Dalam hal-hal tertentu memang kita saksikan adanya pergeseran. Dahulu, hampir semua persoalan sosial yang dialami masyarakat biasanya akan dikonsultasikan kepada tokoh agama. Mereka menjadi konsultan dari persoalan publik hingga problem keluarga. Modernisasi kemudian menggeser peran itu. Persoalan sosial tersebut kini sudah terfragmentasi dalam lembaga-lembaga khusus sesuai dengan keahlian dari pengelola lembaga tersebut. Jadi, dalam batas-batas tertentu modernisasi atau perkembangan ilmu pengetahuan memang telah menggeser posisi agama. Namun itu tidak serta merta dapat dimaknai bahwa agama akan kehilangan fungsi dan menghilang dengan sendirinya.

Sebenarnya, meskipun lembaga-lembaga modern itu dianggap lebih otoritatif ketimbang tokoh-tokoh agama, namun nilai-nilai transenden agama tampaknya masih menjadi pijakan. Kebutuhan manusia terhadap agama menjadi sesuatu yang inheren. Munculnya pendakwah-pendakwah muda selebritis yang kerap muncul di televisi merupakan cermin dari kuatnya permintaan sekaligus pemberian otoritas transenden kepada mereka.

 Menurut Pendapat Saya !!!

"Agama merupakan peran penting bagi kehidupan umat manusia. Agama adalah sesuatu untuk menjadikan manusia menjadi beradab dan mempunyai moral yang baik. Oleh karena itu agama merupakan simbol utama untuk kehidupan manusia, agar manusia menjadi lebih baik.
Dalam terjadinya konplik antar agama itu adalah suatu hak manusia, tetapi jangan terjadi adanya kekerasan atau saling menjatuhkan. Dan anutlah agama kita masing-masing tanpa adanya perselisihan dalam perbedaan pendapat dan agama."

Friday, October 26, 2012

Masyarakat dan Kemiskinan


Jakarta [SAPULIDI News] - Ketua DPR RI Marzuki Alie tidak memungkiri fakta bahwa meskipun bangsa ini telah 67 tahun merdeka dan telah memperoleh berbagai capaian yang signifikan di berbagai bidang, namun persoalan kemanusiaan, sebagaimana yang juga dialami oleh berbagai bangsa di dunia, masih dirasakan oleh bangsa ini, utamanya persoalan kemiskinan yang masih masih terus dirasakan.

Persoalan kemiskinan ini kemudian menjadi terderivasi ke dalam berbagai persoalan lainnya seperti berbagai tindak kejahatan, kebodohan, pengangguran, korupsi, dan penyakit moral-sosial lainnya. Persoalan kemiskinan di sini, lanjut Marzuki, bukanlah hanya yang berkaitan dengan kesenjangan pendapatan(income discrepancy), tetapi lebih kompleks lagi, menyangkut masalah ketidak berdayaan (incapability), ketiadaan pengetahuan dan ketrampilan (lack of knowledge and skills), dan kelangkaan akses pada modal dan sumberdaya(scarcity of capital and resources).

Oleh karena itu, lanjutnya, sangat perlu dipahami bahwa kemiskinan ini juga bisa sebagai akibat dari faktor-faktor lain yang saling berhubungan, sehingga menimbulkan pemahaman yang krusial, mana yang lebih dahulu seperti antara telor dan ayam, antara miskin dan bodoh.

Marzuki melihat setidaknya ada dua faktor utama yang menjadi penyebab kemiskinan selain faktor bencana alam atau kemiskinan alamiah, yaitu faktor struktural dan faktor kultural.

Dalam perspektifstruktural, masyarakat tambahnya menjadi miskin karena kebijakan negara yang kurang memihak kepada masyarakat miskin. Kemiskinan tambahnya terjadi karena terjadinya disfungsi negara dalam menjalankan perannya.

“Disfungsipertama, tampak dalam hal fungsi distributif negara, yakni bagaimana negara mengalokasikan sumberdaya, anggaran, dan kesempatan ekonomi secara adil. Dengan fungsi distributifnya, negara mestinya berkewajiban dalam membantu mereka yang termarjinalkan oleh mekanisme pasar dalam kehidupan rezim ekonomi pasar dan atau rezim ekonomi yang kapitalistis,” jelasnya.
Dirinya pun mencontohkan, berapa banyak usaha rakyat yang bangkrut karena tidak mampu bersaing dengan barang-barang impor, baik dalam segi kualitas maupun dari segi harga. Hampir semua potensi sumberdaya ekonomi dikuasai para pemilik modal, sedangkan rakyat hanya menjadi penonton. 80% sumberdaya ekonomi dikuasai hanya 20% Pemilik Modal, sedangkan 20% sisanya diperebutkan oleh 80% rakyat Indonesia.

“Persoalan distributif negara ini lebih dominan disebabkan karena sistem yang kolutif dan korup yang telah dipraktekkan oleh mereka yang mempunyai kekuasaan dan kesempatan namun tidak amanah, sehingga menimbulkan kesengsaraan yang berkelanjutan bagi masyarakat yang kurang beruntung atau termarginalkan,” imbuhnya.

Disfungsi yangkedua, lanjutnya, adalah disfungsi stabilitatif, di mana negara tidak berhasil dalam menstabilkan perekonomian secara keseluruhan.

Lebih jauh,  Marzuki menjelaskan, kemiskinan dalam pandangankultural (budaya), disebabkan rendahnya kapabilitas masyarakat yang diakibatkan budaya masyarakat tertentu, misalnya rasa malas, tidak produktif, ketergantungan pada orang lain, dan kebodohan. Secara kultural, kemiskinan juga disebabkan pandangan dunia yang keliru, yang dipengaruhi pemahaman nilai-nilai agama yang sempit, pasif dan fatalistik.

“Doktrin takdir bahwa Tuhan telah menentukan segalanya sejak setiap manusia diciptakan, termasuk kaya-miskin, status sosial, kecerdasan, membelenggu mereka yang tidak sempat mengenyam pendidikan agama yang mencerahkan,” imbuhnya. [dad]

Menurut Saya !!

  1. Masyarakat miskin harus diperhatikan dan memberi pendidikan / arahan agar masyarakat selalu bisa membuat peluang usaha dan bisa lebih mandiri serta maju...
  2. Bagi orang orang yang korupsi, lebih baik di berantas dan diadakannya hukuman mati bagi kasus korupsi, agar orang-orang yang mungkin berniat melakukan kejahatn tersebut dapat berpikir dua kali untuk melakukan kejahatan tersebut. Dan yang pasti hukuman mati itu harus pasti ditegaskan ada agar bila ada yang korupsi, dihukum mati dan bisa menjadi contoh bahwa korupsi itu merugikan masyarakat dan diri sendiri.


Masyarakat Dan Teknologi

Sebelum saya membahas mengenai masyarakat dan teknologi, saya akan mendefinisikan apa itu yang dimaksud dengan teknologi ? ...
Teknologi adalah cara untuk melakukan kegiatan atau mencapainya suatu kegiatan-kegiatan tertentu,secara ilmiah dengan praktis. Teknologi juga bisa diartikan sebgai sarana untuk kebutuhan manusia bagi kelangsungan hidup dan kenyamanan hidup. Seperti halnya dalam istilah "teknologi informasi" yang berarti media yang bisa membantu manusia mengubah, membuat, mencari sesuatu yang diinginkan, serta untuk mempermudah berkomunikasi dan menyebar luaskan berita apapun yang di inginkan. Atau seperti halnya istilah "teknologi tinggi" yang mempunyai arti bahwa teknologi yang mempunyai kualitas yang tinggi yang belum ada menandinginya.

Masyarakat dan Teknologi

Dikalangan masyarakat, teknologi mempunyai pengaruh yang sangat tinggi serta mempunyai segala aspek kehidupan, karena teknolgi sudah menjadi bagian hidup untuk kita yang begitu penting / sangat dibutuhkan. Hampir segala sesuatunya itu bergantung pada teknologi. Dengan adanya teknologi semua pekerjaan akan menjadi lebih cepat dan mudah untuk menyelesaikan suatu pekerjan tersebut. Berbagai macam manfaat dalam teknologi bagi masyarakat itu mempunyai segi positif dan negatifnya, yang pasti tergantung yang mempergunakannya.
Pada dasarnya dalam segi positif, teknologi diciptakan agar manusia bisa mudah dalam melakukan segala aktifitas tertentu secara peraktis dan cepat sesuai kualitas teknologi tersebut diciptakan. Perkembangan teknologi begitu sangat dibutuhkan oleh kalangan masyarakat seperti halnya dalam bidang industri, ekonomi, pendidikan, komunikasi, bisnis, mencari pekerjaan, melakukan segala aktifitas secara peraktis dengan menggunakan teknologi dan masih banyak lagi...

Didalam segi negatif, teknologi dikalangan masyarakat banyak sekali dipergunakan tanpa melihat salah atau benarnya. Seperti halnya dengan teknologi komputer yang dapat menyambung ke internet, itu bisa dipergunakan kearah yang negatif seperti contoh :

  • Mencuri data atau meng-copy karya hak milik orang lain tanpa seijin pemilik tersebut,
  • Melihat / berkunjung ke situs-situs yang berbau pornografi,
  • Lebih cendrung menggunakan teknologi dan melupakan pekerjaan lain,
  • Bertindak kejahatan seperti halnya membobol bank yang tak peduli itu halal atau haram,
  • Dan masih banyak lagi....
Selain dalam teknologi komputer, segi negatif didalam teknologi itu terjadi dalam teknologi lainnya seperti halnya mobil, motor, mesin cuci, sanyo (alat pompa air otomatis), akan mengakibatkan masyarakat lebih cendrung memakai teknologi tersebut yank dikarenakan lebih pratis tetapi bisa menjadi kerugian juga. Seperti contoh mobil / motor, orang-orang akan selalu menggunakan / mengendarai mobil /motor tersebut dibanding jalan kaki, yang selalu mengakibatkan jalan macet, kecelakaan dan sebagainya...atau mungkin mesin cuci dan sanyo,,, manusia selalu menggunakan mesin cuci dan sanyo tersebut dibanding melakukan pekerjaan secara manual ( memakai tangan ), yang akibatnya bisa selalu malas atau manusia diam malas juga akan menjadi penyakit karna tanpa aktifitas-aktfitas yang menyehatkan badan.
Begitulah Teknologi dikalagan masyarakat, mempunyai manfaat-manfaat serta kerugian yang didapat, semoga dikalangan masyarakat indonesia bisa selalu pitar-pintar membagi waktu dalam menggunakan teknologi tersebut dan bisa menjaga moral+etika didalam teknologi komputer.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
PEMBERITAHUAN KEPADA SEMUA PENGUNJUNG, BAHWA BLOG INI TIDAK AKTIF (UPDATE) LAGI, DAN DIGANTIKAN KE : "{ http://information-attract.blogspot.com }"
Free Web Hosting