Thursday, April 25, 2013

Rangkuman Buku Ilmu Budaya Dasar


MENTARI DISEKOTONG

Rangkuman Buku Ilmu Budaya Dasar

Sebuah kesempurnaan hidup telah berhasil dicapai oleh Arni. Selain memiliki paras nan cantik dan mempesona, beberapa waktu lalu dia juga sukses menyabet gelar sarjana perikanan dari sebuah universitas di Bandung dengan nilai Ilmu Pengetahuan yang di atas rata-rata. Kemampuan dan kemauan yang keras mendorongnya untuk segera meninggalkanBandung guna menggapai cita-cita di Desa Sekotong, Lombok. Sementara itu, Ardi yang merupakan kekasihnya meminta untuk menunda kepergiannya dan menerima paket pendidikan di Amerika dari orang tua Ardi untuk mereka berdua. Kedua orang tua Ardi sangat menyayangi Arni seperti halnya menyayangi anak sendiri. Awal perkenalan mereka terjadi di suatu tempat kursus komputer sekitar tiga tahun yang lalu. Pada waktu itu, orang tua Ardi yang saat itu mengantarkan Ardi ke tempat kursus komputernya bertemu dengan Arni yang dikenal sebagai gadis yang sopan dan ramah kepada setiap orang.

Segalanya telah dipertimbangkan oleh Arni dengan matang, dia pun segera menuju ke Bandara Soekarno Hatta bersama dengan Ardi. Mereka sama-sama akan pergi namun dengan tempat tujuan yang berbeda, Arni ke Lombok sementara Ardi ke Amerika untuk melanjutkan pendidikan guna meneruskan perusahaan ayahnya.

Setibanya di Bandara Selaparang, Arni langsung naik taksi menuju Sekotong. Dalam perjalanannya menuju tempat tujuan, dia menjumpai tiga orang ibu paruh baya yang membawa batu karang dari tepi laut. Arni pun mencoba mengorek infomasi dari ketiga wanita tersebut. Ternyata, mereka melakukannya atas perintah dari orang yang bernama Pak Dudung. Selain itu, dia juga mendapatkan informasi lain mengenai Pak Dudung, salah satunya mengenai Kasim, anaknya yang sedang terbaring sakit. Mendengar informasi itu, hatinya menjadi tersentuh. Dia pun mengajak ketiga wanita tersebut untuk mengantarkannya ke rumah Pak Dudung. Kasim yang hanya bisa berbaring lemah dan menahan rasa sakit membuatnya menjadi tidak tega. Tanpa banyak berfikir, dia langsung membawa Kasim dan Bu Dudung ke Rumah Sakit Mataram walaupun Pak Dudung sedang tidak ada di rumah karena mencari dukun sakti untuk menyembuhkan Kasim. Bu Dudung yang belum mengenal Arni pun langsung menyetujui saja mengingat kondisi anaknya yang sudah parah. Selang beberapa saat setelah kepergian Arni, Kasim, dan Bu Dudung, Pak Dudung yang pulang bersama seorang dukun sakti kaget setelah melihat rumahnya kosong. Dia sempat mengira anak dan istrinya diculik makhluk halus untuk dijadikan tumbal. Namun ternyata perkiraannya salah setelah kepala desa setempat memberikan keterangan bahwa seorang gadis bernama Arni telah membawa Kasim bersama Bu Dudung ke Rumah Sakit Mataram. Dengan perasaan kesal, Pak Dudung pun pergi ke rumah sakit tersebut.

Sesampainya di rumah sakit, Pak Dudung langsung menuju ke kamar rawat Kasim. Di sana, dia disambut wajah ketakutan istrinya. Bu Dudung takut akan dimarahi karena membawa Kasim ke rumah sakit tanpa sepengetahuan suaminya tersebut. Berbagi alasan pun disampaikannya untuk mencegah kemarahan Pak Dudung. Namun, setelah melihat keadaan anaknya menjadi lebih baik, wajah Pak Dudung tampak gembira. Hal itu sungguh mengherankannya karena dalam menghadapi setiap masalah biasanya Pak Dudung selalu dengan marah. Pak Dudung menjadi merasa berhutang budi pada Arni. Dia pun menghadiahkan seekor sapi miliknya untuk Arni. Namun, hadiah tersebut ditolak Arni dengan halus. Dia hanya menginginkan satu permintaan kepada Pak Dudung. Permintaan yang dia ajukan hanya menginginkan agar semua pihak yang terlibat dalam pengambilan batu karang laut dikumpulkan dalam suatu tempat. Dan Permintaan itu pun dipenuhi oleh Pak Dudung.

Pertemuan singkat antara dirinya dengan seluruh pihak yang terlibat dalam pengambilan batu karang dimanfaatkan oleh Arni untuk membahas tentang dampak yang akan ditimbulkan dengan adanya aktivitas pengambilan batu karang bagi ikan-ikan dan biota laut yang lain. Akhirnya mereka membuat kesepakatan untuk tidak lagi mengambil batu karang di pantai. Selain menyampaikan hal tersebut, Arni juga menyampaikan kabar gembira tentang rencana pemerintah pusat untuk meningkatkan kesejahteraan para nelayan dengan menyiapkan beberapa kapal motor yang dapat dipergunakan untuk mencari ikan. Dengan adanya kapal motor tersebut, pendapatan para nelayan dan penduduk Desa Sekotong menjadi lebih dari cukup. Mereka pun  dapat membangun sebuah koperasi desa yang pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan mereka.

Dua tahun sudah Arni  tinggal di Desa Sekotong. Dia kaget ketika Ardi muncul dihadapannya. Ternyata kedatangan Ardi ingin mengajaknya menikah.. Dia pun menyampaikan satu syarat kepada Ardi jika ingin menikah dengannya, yaitu meminta agar mas kawinnya adalah sebuah empang ikan di desa Sekotong. Syarat tersebut dapat disetujui oleh Ardi dan dalam kurun waktu dua bulan pembuatan empang ikan pun selesai. Arni dan Ardi akhirnya menikah di Desa Sekotong dengan mas kawin sebuah empang ikan. Pesta pernikahan keduanya pun dilaksanakan dengan meriah dan mewah. Seluruh penduduk Desa Sekotong sangat antusias mengikuti pesta pernikahan tersebut.

Sumber : Buku Fiksi (Mentari di Sekotong)

Identitas Buku

Judul buku : Mentari di Sekotong
Pengarang : Lalu Safii
Penerbit/ Kota terbit : Tiga Serangkai/ Solo
Tahun terbit/ Cetakan ke-
(Cetakan pertama tahun 1995) : 2000/ 2
Jumlah halaman : 49

Unsur Intrinsik

Tema     : Pengabdian
Tokoh   :
  • Arni "Dia adalah seorang gadis yang amat sopan dan ramah kepada siapa pun, cerdas, baik hati, dan setia serta memiliki kemauan keras terhadap sesuatu yang diinginkan dan diyakini olehnya"
  • Ardi "Dia adalah seorang pemuda yang penurut, pintar, dan setia. Selain itu, dia juga selalu ingin membuat orang-orang terdekatnya bahagia"
  • Ayah Ardi "Dia adalah orang yang baik hati,  penyayang, dan penuh pengertian"
  • Ibu Ardi "Dia adalah seorang wanita yang ramah, sopan, baik hati, dan penuh pengertian"
  • Pak Dudung "Dia adalah orang yang selalu berprasangka buruk dan marah-marah tanpa sebab yang jelas kepada orang lain. Selain itu, dia juga tipe orang yang gegabah dalam mengambil keputusan"
  • Bu Dudung "Dia adalah seorang wanita yang patuh dan setia terhadap suaminya, Pak Dudung, serta baik hati dan memiliki sifat-sifat yang bertolak belakang dengan suaminya"

Latar
  • Waktu (Siang hari)
  • Tempat (Bandung, Bandara Soekarno Hatta, Desa Sekotong, Pantai,   Rumah Pak Dudung, dan Rumah Sakit Mataram)
  • Suasana (Ceria dan mengharukan)
  • Alur (Maju)
  • Amanat (Dalam menghadapi suatu masalah hendaknya kita bersabar dan  selalu berpikir panjang agar tidak timbul masalah baru yang akan lebih merumitkan kita serta membuat kita menyesal di kemudian hari)




1 Comments:

lane hemings said...

izin share ya admin :)
buruan gabung bersama kami,aman dan terpercaya
ayuk... daftar, main dan menangkan
Line : agen365
WA : +855 87781483 :)
Silakan di add ya contaknya dan Bergabung juga ya :)

Post a Comment

{Ayo tulis bila ada masukan serta pertanyaan di bawah ini }

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
PEMBERITAHUAN KEPADA SEMUA PENGUNJUNG, BAHWA BLOG INI TIDAK AKTIF (UPDATE) LAGI, DAN DIGANTIKAN KE : "{ http://information-attract.blogspot.com }"
Free Web Hosting