Friday, October 26, 2012

Masyarakat dan Kemiskinan


Jakarta [SAPULIDI News] - Ketua DPR RI Marzuki Alie tidak memungkiri fakta bahwa meskipun bangsa ini telah 67 tahun merdeka dan telah memperoleh berbagai capaian yang signifikan di berbagai bidang, namun persoalan kemanusiaan, sebagaimana yang juga dialami oleh berbagai bangsa di dunia, masih dirasakan oleh bangsa ini, utamanya persoalan kemiskinan yang masih masih terus dirasakan.

Persoalan kemiskinan ini kemudian menjadi terderivasi ke dalam berbagai persoalan lainnya seperti berbagai tindak kejahatan, kebodohan, pengangguran, korupsi, dan penyakit moral-sosial lainnya. Persoalan kemiskinan di sini, lanjut Marzuki, bukanlah hanya yang berkaitan dengan kesenjangan pendapatan(income discrepancy), tetapi lebih kompleks lagi, menyangkut masalah ketidak berdayaan (incapability), ketiadaan pengetahuan dan ketrampilan (lack of knowledge and skills), dan kelangkaan akses pada modal dan sumberdaya(scarcity of capital and resources).

Oleh karena itu, lanjutnya, sangat perlu dipahami bahwa kemiskinan ini juga bisa sebagai akibat dari faktor-faktor lain yang saling berhubungan, sehingga menimbulkan pemahaman yang krusial, mana yang lebih dahulu seperti antara telor dan ayam, antara miskin dan bodoh.

Marzuki melihat setidaknya ada dua faktor utama yang menjadi penyebab kemiskinan selain faktor bencana alam atau kemiskinan alamiah, yaitu faktor struktural dan faktor kultural.

Dalam perspektifstruktural, masyarakat tambahnya menjadi miskin karena kebijakan negara yang kurang memihak kepada masyarakat miskin. Kemiskinan tambahnya terjadi karena terjadinya disfungsi negara dalam menjalankan perannya.

“Disfungsipertama, tampak dalam hal fungsi distributif negara, yakni bagaimana negara mengalokasikan sumberdaya, anggaran, dan kesempatan ekonomi secara adil. Dengan fungsi distributifnya, negara mestinya berkewajiban dalam membantu mereka yang termarjinalkan oleh mekanisme pasar dalam kehidupan rezim ekonomi pasar dan atau rezim ekonomi yang kapitalistis,” jelasnya.
Dirinya pun mencontohkan, berapa banyak usaha rakyat yang bangkrut karena tidak mampu bersaing dengan barang-barang impor, baik dalam segi kualitas maupun dari segi harga. Hampir semua potensi sumberdaya ekonomi dikuasai para pemilik modal, sedangkan rakyat hanya menjadi penonton. 80% sumberdaya ekonomi dikuasai hanya 20% Pemilik Modal, sedangkan 20% sisanya diperebutkan oleh 80% rakyat Indonesia.

“Persoalan distributif negara ini lebih dominan disebabkan karena sistem yang kolutif dan korup yang telah dipraktekkan oleh mereka yang mempunyai kekuasaan dan kesempatan namun tidak amanah, sehingga menimbulkan kesengsaraan yang berkelanjutan bagi masyarakat yang kurang beruntung atau termarginalkan,” imbuhnya.

Disfungsi yangkedua, lanjutnya, adalah disfungsi stabilitatif, di mana negara tidak berhasil dalam menstabilkan perekonomian secara keseluruhan.

Lebih jauh,  Marzuki menjelaskan, kemiskinan dalam pandangankultural (budaya), disebabkan rendahnya kapabilitas masyarakat yang diakibatkan budaya masyarakat tertentu, misalnya rasa malas, tidak produktif, ketergantungan pada orang lain, dan kebodohan. Secara kultural, kemiskinan juga disebabkan pandangan dunia yang keliru, yang dipengaruhi pemahaman nilai-nilai agama yang sempit, pasif dan fatalistik.

“Doktrin takdir bahwa Tuhan telah menentukan segalanya sejak setiap manusia diciptakan, termasuk kaya-miskin, status sosial, kecerdasan, membelenggu mereka yang tidak sempat mengenyam pendidikan agama yang mencerahkan,” imbuhnya. [dad]

Menurut Saya !!

  1. Masyarakat miskin harus diperhatikan dan memberi pendidikan / arahan agar masyarakat selalu bisa membuat peluang usaha dan bisa lebih mandiri serta maju...
  2. Bagi orang orang yang korupsi, lebih baik di berantas dan diadakannya hukuman mati bagi kasus korupsi, agar orang-orang yang mungkin berniat melakukan kejahatn tersebut dapat berpikir dua kali untuk melakukan kejahatan tersebut. Dan yang pasti hukuman mati itu harus pasti ditegaskan ada agar bila ada yang korupsi, dihukum mati dan bisa menjadi contoh bahwa korupsi itu merugikan masyarakat dan diri sendiri.


0 Comments:

Post a Comment

{Ayo tulis bila ada masukan serta pertanyaan di bawah ini }

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
PEMBERITAHUAN KEPADA SEMUA PENGUNJUNG, BAHWA BLOG INI TIDAK AKTIF (UPDATE) LAGI, DAN DIGANTIKAN KE : "{ http://information-attract.blogspot.com }"
Free Web Hosting