MENTARI DISEKOTONG
Sebuah kesempurnaan hidup telah berhasil dicapai oleh Arni.
Selain memiliki paras nan cantik dan mempesona, beberapa waktu lalu dia juga
sukses menyabet gelar sarjana perikanan dari sebuah universitas di Bandung
dengan nilai Ilmu Pengetahuan yang di atas rata-rata. Kemampuan dan kemauan
yang keras mendorongnya untuk segera meninggalkanBandung guna menggapai
cita-cita di Desa Sekotong, Lombok. Sementara itu, Ardi yang merupakan
kekasihnya meminta untuk menunda kepergiannya dan menerima paket pendidikan di
Amerika dari orang tua Ardi untuk mereka berdua. Kedua orang tua Ardi sangat
menyayangi Arni seperti halnya menyayangi anak sendiri. Awal perkenalan mereka
terjadi di suatu tempat kursus komputer sekitar tiga tahun yang lalu. Pada
waktu itu, orang tua Ardi yang saat itu mengantarkan Ardi ke tempat kursus
komputernya bertemu dengan Arni yang dikenal sebagai gadis yang sopan dan ramah
kepada setiap orang.
Segalanya telah dipertimbangkan oleh Arni dengan matang, dia
pun segera menuju ke Bandara Soekarno Hatta bersama dengan Ardi. Mereka
sama-sama akan pergi namun dengan tempat tujuan yang berbeda, Arni ke Lombok sementara
Ardi ke Amerika untuk melanjutkan pendidikan guna meneruskan perusahaan
ayahnya.
Setibanya di Bandara Selaparang, Arni langsung naik taksi
menuju Sekotong. Dalam perjalanannya menuju tempat tujuan, dia menjumpai tiga
orang ibu paruh baya yang membawa batu karang dari tepi laut. Arni pun mencoba
mengorek infomasi dari ketiga wanita tersebut. Ternyata, mereka melakukannya
atas perintah dari orang yang bernama Pak Dudung. Selain itu, dia juga
mendapatkan informasi lain mengenai Pak Dudung, salah satunya mengenai Kasim,
anaknya yang sedang terbaring sakit. Mendengar informasi itu, hatinya menjadi
tersentuh. Dia pun mengajak ketiga wanita tersebut untuk mengantarkannya ke
rumah Pak Dudung. Kasim yang hanya bisa berbaring lemah dan menahan rasa sakit
membuatnya menjadi tidak tega. Tanpa banyak berfikir, dia langsung membawa
Kasim dan Bu Dudung ke Rumah Sakit Mataram walaupun Pak Dudung sedang tidak ada
di rumah karena mencari dukun sakti untuk menyembuhkan Kasim. Bu Dudung yang
belum mengenal Arni pun langsung menyetujui saja mengingat kondisi anaknya yang
sudah parah. Selang beberapa saat setelah kepergian Arni, Kasim, dan Bu Dudung,
Pak Dudung yang pulang bersama seorang dukun sakti kaget setelah melihat
rumahnya kosong. Dia sempat mengira anak dan istrinya diculik makhluk halus
untuk dijadikan tumbal. Namun ternyata perkiraannya salah setelah kepala desa
setempat memberikan keterangan bahwa seorang gadis bernama Arni telah membawa
Kasim bersama Bu Dudung ke Rumah Sakit Mataram. Dengan perasaan kesal, Pak
Dudung pun pergi ke rumah sakit tersebut.
Sesampainya di rumah sakit, Pak Dudung langsung menuju ke
kamar rawat Kasim. Di sana, dia disambut wajah ketakutan istrinya. Bu
Dudung takut akan dimarahi karena membawa Kasim ke rumah sakit tanpa
sepengetahuan suaminya tersebut. Berbagi alasan pun disampaikannya untuk
mencegah kemarahan Pak Dudung. Namun, setelah melihat keadaan anaknya menjadi
lebih baik, wajah Pak Dudung tampak gembira. Hal itu sungguh mengherankannya
karena dalam menghadapi setiap masalah biasanya Pak Dudung selalu dengan marah.
Pak Dudung menjadi merasa berhutang budi pada Arni. Dia pun menghadiahkan seekor
sapi miliknya untuk Arni. Namun, hadiah tersebut ditolak Arni dengan halus. Dia
hanya menginginkan satu permintaan kepada Pak Dudung. Permintaan yang dia
ajukan hanya menginginkan agar semua pihak yang terlibat dalam pengambilan batu
karang laut dikumpulkan dalam suatu tempat. Dan Permintaan itu pun dipenuhi
oleh Pak Dudung.
Pertemuan singkat antara dirinya dengan seluruh pihak
yang terlibat dalam pengambilan batu karang dimanfaatkan oleh Arni untuk
membahas tentang dampak yang akan ditimbulkan dengan adanya aktivitas
pengambilan batu karang bagi ikan-ikan dan biota laut yang lain. Akhirnya
mereka membuat kesepakatan untuk tidak lagi mengambil batu karang di pantai.
Selain menyampaikan hal tersebut, Arni juga menyampaikan kabar gembira tentang
rencana pemerintah pusat untuk meningkatkan kesejahteraan para nelayan dengan
menyiapkan beberapa kapal motor yang dapat dipergunakan untuk mencari ikan.
Dengan adanya kapal motor tersebut, pendapatan para nelayan dan penduduk Desa
Sekotong menjadi lebih dari cukup. Mereka pun dapat membangun sebuah
koperasi desa yang pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan mereka.
Dua tahun sudah Arni tinggal di Desa Sekotong. Dia
kaget ketika Ardi muncul dihadapannya. Ternyata kedatangan Ardi ingin
mengajaknya menikah.. Dia pun menyampaikan satu syarat kepada Ardi jika ingin
menikah dengannya, yaitu meminta agar mas kawinnya adalah sebuah empang ikan di
desa Sekotong. Syarat tersebut dapat disetujui oleh Ardi dan dalam kurun waktu
dua bulan pembuatan empang ikan pun selesai. Arni dan Ardi akhirnya menikah di
Desa Sekotong dengan mas kawin sebuah empang ikan. Pesta pernikahan keduanya
pun dilaksanakan dengan meriah dan mewah. Seluruh penduduk Desa Sekotong sangat
antusias mengikuti pesta pernikahan tersebut.
Sumber : Buku Fiksi (Mentari di Sekotong)
Identitas Buku
Judul buku : Mentari di Sekotong
Pengarang : Lalu Safii
Penerbit/ Kota terbit : Tiga Serangkai/ Solo
Tahun terbit/ Cetakan ke-
(Cetakan pertama tahun
1995) : 2000/ 2
Jumlah halaman : 49
Unsur Intrinsik
Tema : Pengabdian
Tokoh :
- Arni "Dia adalah seorang gadis yang amat sopan dan ramah kepada siapa pun, cerdas, baik hati, dan setia serta memiliki kemauan keras terhadap sesuatu yang diinginkan dan diyakini olehnya"
- Ardi "Dia adalah seorang pemuda yang penurut, pintar, dan setia. Selain itu, dia juga selalu ingin membuat orang-orang terdekatnya bahagia"
- Ayah Ardi "Dia adalah orang yang baik hati, penyayang, dan penuh pengertian"
- Ibu Ardi "Dia adalah seorang wanita yang ramah, sopan, baik hati, dan penuh pengertian"
- Pak Dudung "Dia adalah orang yang selalu berprasangka buruk dan marah-marah tanpa sebab yang jelas kepada orang lain. Selain itu, dia juga tipe orang yang gegabah dalam mengambil keputusan"
- Bu Dudung "Dia adalah seorang wanita yang patuh dan setia terhadap suaminya, Pak Dudung, serta baik hati dan memiliki sifat-sifat yang bertolak belakang dengan suaminya"
Latar
- Waktu (Siang hari)
- Tempat (Bandung, Bandara Soekarno Hatta, Desa Sekotong, Pantai, Rumah Pak Dudung, dan Rumah Sakit Mataram)
- Suasana (Ceria dan mengharukan)
- Alur (Maju)
- Amanat (Dalam menghadapi suatu masalah hendaknya kita bersabar dan selalu berpikir panjang agar tidak timbul masalah baru yang akan lebih merumitkan kita serta membuat kita menyesal di kemudian hari)
1 Comments:
izin share ya admin :)
buruan gabung bersama kami,aman dan terpercaya
ayuk... daftar, main dan menangkan
Line : agen365
WA : +855 87781483 :)
Silakan di add ya contaknya dan Bergabung juga ya :)
Post a Comment
{Ayo tulis bila ada masukan serta pertanyaan di bawah ini }